Belajar
bisa kepada siapa saja, yang terpenting adalah bagaimana kita memaknai setiap
pelajaran yang kita dapat dari lingkungan sekitar. Beberapa hari yang lalu saat
saya mengurus pindahan dari tempat kost yang lama ke tempat kost yang baru saya
memesan ojek online, mengingat tempat saya tinggal waktu itu cukup jauh dari
Kampus. Dalam perjalanan kita membicarakan banyak hal dari mulai kehidupan
sosial budaya masyarakat Bali sampai pada sistem ekonomi dan kehidupan
masyarakatnya.
Harus
saya Akui bahwa Bali dengan sejuta budaya nya
mampu menghipnotis siapa saja
yang berkunjung kesana. Baru satu bulan saya tinggal dipulau dewata ini dan
baru kali ini saya bisa mengobrol dengan penduduk asli bali, biasanya yang saya
temui adalah para perantau dari pulau jawa dan nusa tenggara, ada juga beberapa
dari mereka yang datang dari luar negeri seperti Korea, Jepang, Belanda dan
Timor leste.
Dalam
perjalanan ini karena asik mengobrol mungkin bapak sopir ojek ini agak kurang
fokus, sehingga motor kami hampir oleng karena terserempet pengemudi lain. Tapi
pada saat kejadian itu ada hal yang unik yang beliau ucapkan. Kita tidak perlu
membalas kejelekan orang lain, karena yang akan menerima akibatnya adalah orang
itu sendiri, jika kita tidak ingin diperlakukan buruk oleh orang lain, yasudah
kitapun jangan bersikap buruk kepada orang lain, kebaikan itu akan balik kepada
pelakunya begitu pula dengan keburukan. Dalam istilah hindu disebutnya “aku
adalah kamu, kamu adalah aku”. Dengan sangat antusias saya mendengarkan petuah
yang beliau ceritakan.
Kemudian
beliau melanjutkan dalam ajaran Hindu pun kami mengenal hukum Karma Pala,
dimana hukum karma pala ini dibagi
menjadi tiga episode. Sebetulnya kita hari ini adalah re-ingkarnasi dari
kehidupan kita sebelumnya. Re ingkarnasi yang pertama adalah kejadian hari ini
adalah buah dari prilaku kita masa lalu, jika dimasa lalu kita berbuat baik,
maka kehidupan kita hari ini pun akan baik, begitupun sebaliknya, walaupun
prilaku kita saat ini baik tapi ternyata kehidupan kita kurang baik maka bisa
jadi kehidupan kita hari ini adalah
reingkarnasi dari perilaku kita yang dulu dan kurang baik. Kemudian beliau
melanjutkan reingkarnasi yang kedua adalah perilaku kita hari ini akan dibalas
dalam kehidupan kita dimasa datang. Misalnya kalau perilaku kita hari ini baik
belum tentu kebaikan akan kita dapatkan hari ini juga. Bisa jadi satu tahun
bahkan lima tahun yang akan datang. Hal ini pun berlaku sebaliknya dalam
keburukan. Dan reingkarnasi yang ketiga beliau melanjutkan, perilaku kita hari
ini akan dibalas oleh tuhan hari ini juga. Misalnya jika hari ini kita bekerja
dan hari ini juga kita mendapatkan gaji, maka itulah upah dari tuhan yang
dibalas hari ini juga. Dan ketika kita berbuat suatu keburukan dan hari ini
pula kita mendapatkan musibah itulah reingkarnasi kehidupan kita hari ini yang
dibalas tuhan hari ini juga.
Dari
pembahasan diatas cukup membuat saya tertegun dan merenung betapa arif dan
bijaksananya masyarakat Bali dalam menata perilaku, bukan hanya dalam teori
tapi diyakini betul dalam batasan membentengi perilaku. Setelah kita ngobrol
panjang lebar dia pun mengungkapkan hal yang cukup unik menurut saya. Ternyata
beliau adalah seorang direktur disebuah Bank Swasta di bali dan beliau memutuskan
keluar karena selama bekerja di bank tersebut merasa bukan passionnya. Capek
harus datang jam 8 pagi dan keluar jam 4 sor, mending jadi ojek bisa keluar kapan saja gaji juga ga jauh beda
malahan bisa lebih besar di ojek. Sama satu lagi nilai plusnya saya bisa
belajar banyak dari para penumpang, dengan mengobrol seperti ini saya bisa
mendapatkan banyak pengetahuan ujar dia.
Beliau
sudah cukup tua, anak-anak nya juga juga sudah lulus kuliah, tapi masih mau
menimba ilmu dengan bertemu banyak orang dari jalan ngojek. Bagaimana dengan
kita yang masih muda??
0 komentar:
Posting Komentar