Engkau
pernah bertanya jika sore disebut dengan senja lalu bagaimana dengan pagi? lalu
ku jawab itulah yang disebut dengan fajar. Sekilas pertanyaan itu sangat tidak
bermakna, tapi kini ku sadar kau bertanya seperti itu ada makna dan kenangan
yang ingin kau ukir. Fajar dan senja adalah dua waktu yang berbeda. Jarak
diantara keduanyapun sangat berjauhan. Tapi apakah kau menyadari bahwa keduanya
memberikan nuansa keindahan. Fajar datang sebelum terang dan senja hadir
sebelum
gelap. Tapi itu tidak penting, yang terpenting adalah keduanya hadir
sebagai transisi.
Transisi
kehidupan sering kita abaikan, bahkan proses berhijrah paling berat itulah masa
transisi. Sehingga banyak orang tidak sanggup melihat realita dari kacamata
transisi. Ibarat fajar dan waktu senja kita berada diantara dua dunia yang
berbeda. Begitulah guruku menyebut perumpamaan diantara kita. Fajar dan senja
tidak pernah bersatu tetapi mereka selalu diburu, diburu oleh pencinta
keindahan. Fajar dan senja juga tidak pernah bertemu, bagaimana mungkin mereka
bisa bertemu sedangkan mereka diciptakan bukan untuk dipersatukan.
Kita
memiliki konsep kehidupan yang sama walaupun beda dunia. Seperti fajar dan
waktu senja memiliki fungsi yang sama walaupun berbeda waktu mereka menampakkan
diri. Aku mencintai keindahan, begitupun denganmu. Dan aku mencintai kebaikan,
kau pun begitu. Apa iya aku sedang jatuh cinta?, jatuh cinta pada keindahan dan
kebaikan mu. Apa mungkin kau pun jatuh cinta? Jatuh cinta pada sisi baik dari
sebagian diriku.
Sejujurnya
aku memantaskan diri bukan untuk dirimu, tapi kenapa sebagian dari doaku ada
pada dirimu? Saat mengenalmu, seketika konsep kehidupan yang sedang aku bangunpun
menjadi berantakan. Bahkan hilang dan aku tak ingat lagi akan konsep itu. Aku
seperti kembali ke masa lalu, masa dimana konsepku penuh dengan tantangan. Aku
bukan tipe orang yang suka akan ketenangan, walaupu beberapa waktu lalu aku
sangat menikmati ketenangan itu.
Kini
ku melihat ada tantangan baru yang harus aku taklukan, aku merasa hidup
kembali. Kembali dalam realitas kehidupan yang nyata. Bukan kehidupan yang
dibumbui harapan yang belum tentu jadi kenyataan. Jalani saja, itu kata yang
pas untuk menenagkan hati yang sedang kacau ini.
Orang
tua tidak pernah peduli dengan keadaanku yang seperti ini, alih-alih memberikan
saran untuk kriteria pasangan, untuk urusan studi saja aku tidak pernah ditanya
olehnya. Kepada siapa aku harus bercerita kalau bukan kepada semesta? Oh Tuhan
lagu-lagu cinta disaat seperti ini terasa indah diperdengarkan. Diskusi bersama
sahabat menjadi celotehan baru bercerita akan dirimu. Rasanya tidak pernah
bosan lidah ini menceritakan akan keindahan mu wahai fajar dan waktu senja.
Selama
ini ku selalu menebar cinta untuk semesta. Arah tujuan yang tidak jelas ini
membuat hidupku kesepian, karena tidak semua cinta yang ku sebar semesta
membalasnya. Ini yang membuat kehidupan seolah tak bermakna. Tapi berbeda
saatku mengenalmu, ada makna yang hebat yang ku temukan walaupun makna tersebut
masih bersifat semu. Karena fajar dan waktu senja adalah teka-teki kehidupan
yang tidak banyak orang tau akan makna keindahan didalamnya.
0 komentar:
Posting Komentar