Untukmu
yang selalu merasa diri paling benar dan tidak pernah salah. Banyak diantara
kita yang selalu merasa diri paling benar, dan bahkan tidak pernah salah.
Biasanya ini terjadi dikalangan akademisi yang punya gelar banyak seperti
Doktor dan profesor. ( tapi tidak semua loh yaa J
) Ingat wahai sahabat, jabatan dan gelarmu itu hanya sebagai jubah, hanya
sebagai perhiasan yang jika tidak kau gunakan dengan baik maka kau terlihat
seperti seorang bayi yang menangis meminta senjata api, belum pantas
menggunakannya. Begitupun dengan gelar dan jabatan yang kita miliki saat ini
jika tidak di imbangi dengan akhlak yang baik, maka sebetulnya kita belum
pantas atas gelar dan jabatan itu.
Merasa
diri paling benar pun biasanya terjadi pada orang orang yang merasa
dirinya
paling pintar, seolah olah orang lain salah, seolah olah pendapat orang lain
salah dan hanya pendapat dirinyalah yang dianggap benar. Ingatlah wahai sahabat
diri ini bukanlah Tuhan yang selalu benar. Tidak ada kebenaran yang abadi di dunia
ini. Bukankah filsafat selalu mengajarkan bahwa kebjaksanaan itu datang dengan
melihat secara menyeluruh, melihat dari berbagai sudut pandang, lantas mana
wibawamu yang katanya kaum akademisi, kaum intelektual tapi tidak mau menerima
pendapat orang lain.
Agamaku
mengajarkan menjadi orang baik adalah penting tetapi merasa diri ini adalah
orang baik itu berbahaya. Seseorang yang baik tidak pernah mengakui dirinya
baik, seseorang yang pintar tidak pernah mengakui dirinya pintar, bahkan
seorang wanita yang cantik pun tidak pernah mengakui bahwa dirinya cantik.
Karena tanpa harus diakui pun dia sudah dengan kualitas yang dimilikinya. Kita
ini bukan tuhan yang tahu segalanya.
Jangan
mentang mentang merasa diri ini Dosen lantas menganggap remeh pekerjaan mahasiswanya,
karena yang dia tahu yang benar adalah dirinya, mahasiswa itu salah. Jangan
mentang mentang merasa diri ini mahasiswa lantas menganggap bahwa pendapat anak
jalanan itu salah. Jangan mentang mentang merasa diri ini seorang pemimpin
lantas menganggap pendapat bawahannya adalah salah. Kita bukan Tuhan yang tahu
segalanya.
Mari
kita ambil sebuah contoh yang mungkin kita sering temui dalam kehidupan sehari
hari khususnya mahasiswa. Seorang dosen misalnya, yang tidak mau tahu apapun
alasannya mahasiswa tidak boleh telat. Telat 1 detik pun mahasiswa tidak boleh
masuk kelas, padahal mahasiswa mempunyai hak untuk mendapatkan pengajaran.
Dengan alasan untuk meningkatkan kedisiplinan kemudian dia tidak mau menerima
alasan apapun dari mahasiswa tersebut kenapa dia terlambat dan kenapa dia
melakukan kesalahan. Padahal dibalik itu mahasiswa bersusah payah untuk datang
tepat waktu ke tempat perkuliahan sementara situasi dan kondisinya lah yang
membuat dirinya terlambat datang misal terkena macet atau bahkan terkena musibah
dijalanan, sementara dosen tersebut tetap tidak mau menerima alasan. Kita
bukanlah tuhan yang bisa mengatur skenario kehidupan orang lain.
Lebih
bijaksanalah dalam mengambil keputusan dan membuat aturan, karena jika yang
kita lakukan banyak memberikan manfaat untuk orang lain maka itu akan menjadi
pahala, sebaliknya jika yang kita lakukan itu banyak memberikan mudarat dan
kesengsaraan bagi orang lain, itu akan jadi dosa bagi diri kita. Karena “Barang
siapa yang menanam kebaikan maka ia akan menuai kebaikan tersebut dan barang
siapa menanam keburukan maka ia akan menuai keburukan tersebut” maka jadilah
orang baik supaya yang kita dapatkan adalah kebaikan pula.
Nasihat
ini khususnya adalah untuk saya sendiri dan umumnya bagi kita semua yang
membaca tulisan ini, Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar