Selasa, 02 Juni 2015

You’re not God




Untukmu yang selalu merasa diri paling benar dan tidak pernah salah. Banyak diantara kita yang selalu merasa diri paling benar, dan bahkan tidak pernah salah. Biasanya ini terjadi dikalangan akademisi yang punya gelar banyak seperti Doktor dan profesor. ( tapi tidak semua loh yaa J ) Ingat wahai sahabat, jabatan dan gelarmu itu hanya sebagai jubah, hanya sebagai perhiasan yang jika tidak kau gunakan dengan baik maka kau terlihat seperti seorang bayi yang menangis meminta senjata api, belum pantas menggunakannya. Begitupun dengan gelar dan jabatan yang kita miliki saat ini jika tidak di imbangi dengan akhlak yang baik, maka sebetulnya kita belum pantas atas gelar dan jabatan itu.
Merasa diri paling benar pun biasanya terjadi pada orang orang yang merasa
dirinya paling pintar, seolah olah orang lain salah, seolah olah pendapat orang lain salah dan hanya pendapat dirinyalah yang dianggap benar. Ingatlah wahai sahabat diri ini bukanlah Tuhan yang selalu benar. Tidak ada kebenaran yang abadi di dunia ini. Bukankah filsafat selalu mengajarkan bahwa kebjaksanaan itu datang dengan melihat secara menyeluruh, melihat dari berbagai sudut pandang, lantas mana wibawamu yang katanya kaum akademisi, kaum intelektual tapi tidak mau menerima pendapat orang lain.
Agamaku mengajarkan menjadi orang baik adalah penting tetapi merasa diri ini adalah orang baik itu berbahaya. Seseorang yang baik tidak pernah mengakui dirinya baik, seseorang yang pintar tidak pernah mengakui dirinya pintar, bahkan seorang wanita yang cantik pun tidak pernah mengakui bahwa dirinya cantik. Karena tanpa harus diakui pun dia sudah dengan kualitas yang dimilikinya. Kita ini bukan tuhan yang tahu segalanya.
Jangan mentang mentang merasa diri ini Dosen lantas menganggap remeh pekerjaan mahasiswanya, karena yang dia tahu yang benar adalah dirinya, mahasiswa itu salah. Jangan mentang mentang merasa diri ini mahasiswa lantas menganggap bahwa pendapat anak jalanan itu salah. Jangan mentang mentang merasa diri ini seorang pemimpin lantas menganggap pendapat bawahannya adalah salah. Kita bukan Tuhan yang tahu segalanya.
Mari kita ambil sebuah contoh yang mungkin kita sering temui dalam kehidupan sehari hari khususnya mahasiswa. Seorang dosen misalnya, yang tidak mau tahu apapun alasannya mahasiswa tidak boleh telat. Telat 1 detik pun mahasiswa tidak boleh masuk kelas, padahal mahasiswa mempunyai hak untuk mendapatkan pengajaran. Dengan alasan untuk meningkatkan kedisiplinan kemudian dia tidak mau menerima alasan apapun dari mahasiswa tersebut kenapa dia terlambat dan kenapa dia melakukan kesalahan. Padahal dibalik itu mahasiswa bersusah payah untuk datang tepat waktu ke tempat perkuliahan sementara situasi dan kondisinya lah yang membuat dirinya terlambat datang misal terkena macet atau bahkan terkena musibah dijalanan, sementara dosen tersebut tetap tidak mau menerima alasan. Kita bukanlah tuhan yang bisa mengatur skenario kehidupan orang lain.
Lebih bijaksanalah dalam mengambil keputusan dan membuat aturan, karena jika yang kita lakukan banyak memberikan manfaat untuk orang lain maka itu akan menjadi pahala, sebaliknya jika yang kita lakukan itu banyak memberikan mudarat dan kesengsaraan bagi orang lain, itu akan jadi dosa bagi diri kita. Karena “Barang siapa yang menanam kebaikan maka ia akan menuai kebaikan tersebut dan barang siapa menanam keburukan maka ia akan menuai keburukan tersebut” maka jadilah orang baik supaya yang kita dapatkan adalah kebaikan pula.
Nasihat ini khususnya adalah untuk saya sendiri dan umumnya bagi kita semua yang membaca tulisan ini, Semoga bermanfaat.

0 komentar: