![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiYDHdMa97pb4IbVuoB4BfLtZvgoJciWQD6fmgj0J9IdsgxCYuqhQdqXKTwHRZfLjMuPLf22d8qE638tTkIyg_eutdYCQXTc1ewOsCZm0Xe69b5OiJbefh7RoJnGif711a4Xzp3PfeKtGdj/s200/cerpen+Ibu.jpg)
Tidak ada pria atau wanita yang super mulia dan super
cemerlang dalam sejarah kemanusiaan, yang tidak dilahirkan oleh seorang ibu.
Kebahagiaan dan
keberhasilan anak-anaknya adalah keberhasilannya, sama dengan kesedihan
anak-anaknya sampai kapanpun menjadi kesedihannya.
Jangan pernah
gengsi kepada kaum hawa yang berprofesi sebagai Ibu rumah tangga, karena itu
adalah tugas mulia dalam kehidupan berkeluarga.
Saya teringat
dengan Curahan hati Ainun Habibie :
“Mengapa saya tidak bekerja?
Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yg barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi, dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?
Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yg barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi, dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?
Apa artinya
tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tak dapat saya
timang sendiri, dan saya bentuk pribadinya se-keinginan saya sendiri? Anak saya
akan tidak memiliki ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah
orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi
tambahan karena saya memilih bekerja?
tambahan karena saya memilih bekerja?
“Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup
pas-pasan. Bertahun-tahun kami bertiga hidup begitu.”
Jangan biarkan Anak-anak mu hanya bersama pengasuh mereka.
Jangan biarkan Anak-anak mu hanya bersama pengasuh mereka.
Bagaimana bila dibantu pengasuhan
kakek neneknya?
“Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya?.”
“Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya?.”
Mudah-mudahan
ini bisa jadi penyemangat dan jawaban untuk ibu-ibu berijazah yang rela
berkorban demi keluarga dan anak-anaknya. Karena ingin rumah tangganya tetap
terjaga dan anak-anak bisa tumbuh dengan penuh perhatian; tak hanya dalam hal
akademik, tapi juga untuk mendidik agama, moral dan kepribadiannya, karena
itulah sejatinya peran orangtua.
Belajar dari kesuksesan orang-orang
hebat, selalu ada pengorbanan dari orang-orang yang berada dibelakangnya, yang
mungkin namanya tak pernah tertulis dalam sejarah.
Berbanggalah kau, Sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan wanita yang paling mulia …
Selamat Hari
Ibu, 22 Desember 2012…I Love You Mom…
senang bisa berbagi
sering sering main ke blog ini yaah :)
0 komentar:
Posting Komentar