Sabtu, 16 Agustus 2014

Hati hati saat liburan



Hati hati saat liburan, jangan kebut kebutan, ibu gak mau saat kamu kembali kesekolah kalian datang dengan jumlah yang berkurang, ada yang sakit atau ada yang kecelakaan. Itulah kalimat yang masih saya ingat dan akan tetap ingat dari pembina upacara di hari terakhir sekolah sebelum libur panjang, pesan beliau bila di indahkan akan berarti sangat besar bagi kehidupan ini, terutama untuk membentengi kita selama liburan agar terus berhati hati.
Beberapa waktu lalu ketika saya libur panjang, lebih tepatnya libur idul fitri sekaligus libur panjang akhir semester genap yang panjangnya luar biasa
sampai bosan saya liburan, libur yang selama kurang lebih 2 bulan ini banyak sekali cerita menarik yang bisa saya ambil hikmahnya.
Di awal liburan saya mendengar kabar bahwa ada saudara yang kecelakaan saat mau ikut acara buka bersama dengan teman teman sekelasnya nasib naas menimpa dirinya, dia kecelakaan bertabrakan dengan mobil dari arah yang berlawanan, kejadian ini membuat dia harus menderita berbulan bulan lamanya jika diperkirakan. Karena kondisi kaki yang patah di kedua kakinya belum lagi luka luar yang begitu parah membuat dia harus dirawat berbulan bulan lamanya.
Tak lama setelah kejadian itu ada tetangga saya yang usianya masih dibilang anak anak, karena baru kelas 2 smp itu mengalami nasib yang sama, ia bersama seorang temannya bertabrakan dengan sebuah mobil besar yaitu teronton mobil pengangkut pasir ini menabrak tetangga saya itu dan ia pun meninggal dunia, dan teman yang satu lagi koma,pada saat saya menulis tulisan ini, kira kira semingu setelah kejadian. Dan tetangga saya yang meninggal itu kondisi fisik yang tidak memungkinkan lagi untuk hidup kecuali atas kehendak tuhan. Wajahnya hancur terseret truk bermuatan besar itu, dan ususnya keluar pokonya saya pun tak tega melihatnya, kondisi badannya rusak parah.
Dari kejadian kejadian itu saya terus terusan mengucap syukur, hal itu tidak terjadi pada keluarga saya, maksudnya pada keluarga inti saya. Sikap orang tua yang mendidik keras saya untuk tidak melakukan hal hal konyol sangat saya syukuri. Inilah jalan bagi kita semua untuk taubat bahwa segala sesuatu itu ada akibatnya.
Pesan dari pembina upacara yang pada waktu SMA itu sangat besar sekali manfaatnya jika kita indahkan dalam kehidupan sehari hari. Mungkin ada sebagian siswa yang menganggap bahwa pesan itu hanyalah pesan pembina upacara yang tak tahu harus ngomong apa, tetapi percayalah teman teman, guru guru kita tak mau kalau kita celaka, mereka sangat menyayangi kita dan dia tidak mungkin menjerumuskan kita.
“berhati hatilah dalam menjalani hidup agar kita tidak celaka dan menyesal dikemudian hari” saya Apen  Mulyana salam Bintang Muda Indonesia

0 komentar: