Dalam
kuliah umum yang dilaksanakan di fakultas ilmu sosial dan ilmu budaya ( FISIB ) Univesitas Pakuan, Seno Gumira
menjelaskan bahwa sastra atau bahasa itu sangat luas sekali cakupannya. Sastra
bukan hanya puisi, pantun, syair, cerpen dan sajak saja. Di dalam sastra ada
nilai ekonomi, di dalam sastra ada nilai politik dan di dalam sastra ada nilai
budaya.
Seno
Gumira juga menjelaskan bahwa supaya kita bisa menyukai sastra, supaya kita
mencintai sastra maka kita harus menghilangkan isu – isu yang menyimpang
mengenai sastra. Ada yang bilang kalau sastra itu agung, sastra itu indah,
sastra itu penuh makna, sastra mempunyai nilai yang luhur
. Karena di otak kita
banyak pemikiran – pemikiran seperti itu tentang sastra maka kita enggan untuk
belajar sastra. Padahal bahasa dan sastra itu sangat mutlak dibutuhkan dalam
hidup kita. “ coba deh ambil bahasa di muka bumi ini, mau bagaimana kita
berkomunikasi?? Mau bagaimana kita berhubungan dengan orang??” kata Seno Gumira
dalam seminarnya.
Memang
kalau kita pikirkan lagi, bahasa adalah kebutuhan utama dalam berkomunikasi,
tidak bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika kita berkomunikasi tanpa bahasa.
Seno
Gunira juga menganalogikan sastra dengan salah satu rokok yaitu gudang garam,
kemudian menjadi gudang baru, gudang gandum dan terakhir remifa, yang ke empat
nama itu memiliki kesamaan dalam desain produk tetapi jelas ada perbedaan. Begitupun
dengan sastra kita boleh membuat karya yang mirip dengan orang lain, tapi harus
jelas memiliki perbedaan, kita boleh membuat puisi seperti puisinya Chaerul
Anwar, dan tokoh tokoh sastra lainnya, tetapi kita harus memiliki sesuatu yang
berbeda dari mereka.
0 komentar:
Posting Komentar